Hari ini giliran kelompok ibu melakukan presentasi dan diskusi kelas. Diskusi berjalan lancar. Ibu senang.
Materi bisa dilihat di Gdrive ibu ya. Klik link di bawah ini aja:
Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Membangkitkan Fitrah Seksualitas
Dari presentasi dan diskusi ibu menemukan judul "5 Kebiasaan yang Wajib Ayah Praktikkan agar Anak Tuntas Fitrah Seksualitasnya". Judul resume itu jadi semacam tips dan trik agar ayah mampu memaksimalkan perannya dalam pengasuhan.
***
Peran ayah dalam pengasuhan anak sering kali terabaikan karena tuntutan "NAFKAH". Seolah tugas ayah hanya urusan nafkah.
Kemudian pepatah Arab "ibu adalah madrasah" menjadi dalih untuk menyerahkan semua tugas pengasuhan ke ibu.
Ternyata oh ternyata ayah dan ibu memiliki peran yang seimbang agar anak tuntas fitrah seksualitasnya. Ingat ya ingat, ini tentang kelekatan yang sehat antara orangtua dengan anak. Bukan pendidikan seks.
Ikhtiar selanjutnya adalah mencari ilmu untuk kemudian dipraktikkan untuk menuntaskan fitrah seksualitas anak.
Ilmu bisa didapat dari mana saja. Tips dan trik ini ibu temukan ketika selesai diskusi, kemudian nantinya akan ibu diskusikan dengan ayah untuk akhirnya dipraktikkan di rumah kami.
1. Meletakkan gadget saat waktu berkualitas bersama anak
Ponsel, televisi, laptop, serta kamera. Ayah bisa benar-benar hadir untuk anak-anak meskipun hanya 15 menit. Cukup.
Hadir untuk makan malam bersama, membangun kedekatan, dan menikmati kehangatan keluarga.
2. Menjadi teman anak
Untuk ayah yang memiliki anak 3-6 tahun bisa bermain layangan, sepedaan, atau membuat rumah boneka dari kardus bersama anak-anak. Tak harus mahal, hadir saja. Cukup.
Bagi ayah yang anaknya sudah 7 tahun ke atas bisa bereksplorasi dengan kesukaan anak-anak. Anaknya suka nonton film, bisa diajak berpetualang untuk mengasah ide-ide. Mungkin dari berpetualang itu, anak tahu kalau film bisa berawal dari lapangan dekat rumah saja.
Khusus yang punya anak laki-laki menuju baligh 10-14 tahun, kegiatan-kegiatan yang melibatkan sistem berpikir sebaiknya diperbanyak. Ini agar kesiapan menuju tanggung jawab, kemandirian, juga profesionalisme terbentuk. Anak perempuan bisa diajak piknik, menyediakan telinga, serta jadi teman baik baginya.
Peran ibu dimana? Tidak perlu menuntut kesempurnaan. Jaga saja komitmen! Misal jadwal seminggu sekali hari sabtu jam 10.00-10.15, semangati ayah untuk konsisten.
Tidak membawa beban kerja ke rumah adalah keputusan kerja cerdas.
Profesionalisme juga bisa dipakai di rumah karena peran ayah sudah berganti ketika sampai di rumah. Bukan lagi pekerja tetapi ayah sang pendidik peradaban.
4. Mendisiplinkan anak tanpa kekerasan dan teriakan
Anak yang tuntas fitrah seksualitasnya pastilah memiliki batasan jelas. Ketika melanggar batasan, ayah dan anak memiliki kesepatan konsekuensi yang harus dijalani. Penuh kesadaran bukan dengan pukulan plus teriakan.
5. Bercanda dan tertawa bersama anak
Awalnya sulit pasti tetapi anak adalah amanah yang mungkin jadi pengajar ayah untuk lebih menikmati hidup.
Ayah kaku bisa saja terbawa anak pertama yang periang.
Ya kali aja Tuhan mau nyelepet ayah biar terus sadar bahwa tidak perlu tegang saat visi misi sudah jelas. Tinggal menjalani dan percaya prosesnya.
Semoga bermanfaat ya tips dan trik ibu kali ini. Selamat menikmati sisa malam bersama keluarga. Tetap waras dan bahagia. Aamiin...
#Hari5
#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
#Bunsay4Bekasi
#Level11Bunsay4Bekasi
Referensi
Fitrah Based Education, Harry Santosa, 2017, Yayasan Cahaya Mutiara Timur
https://drive.google.com/file/d/19teiz5NqHz9037TgmpIzvgE7UujCNm1I/view?usp=drivesdk
https://www.google.com/amp/s/pengejasemesta.wordpress.com/2018/05/18/fitrah-peran-ayah-ibu-sejati/amp/
Menjadi Ayah Pendidik Peradaban, Adriano Rusfi dkk, 2018, Hijau Borneoku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar