Minggu, 31 Maret 2019

Semua Anak adalah Bintang, Hari 4 Ayah Terlibat jadi Semangat


DuoG hari ini mengeksplor bulu tangkis. Olahraga yang melatih koordinasi seluruh badan.

Ayah terlibat dengan memasang tali lalu menggantung kok. Dua kok. Satu untuk mamas dan satu untuk dedek. Kemudian memberikan arahan bagaimana cara memukul kok yang menggantung.

DuoG mencoba dengan semangat. Ibu juga merasa bahagia ayah terlibat. Senang anak-anak semangat.

Di sela-sela latihan, mamas sama dedek makan bubur kacang hijau dan sum-sum. DuoG menikmati rasa baru yaitu santan yang gurih.

Ayah menikmati bubur kacang hijau walaupun rasanya terlalu manis. Sementara DuoG akhirnya berbagi satu gelas bubur kacang hijau dan ibu menghabiskan bubur sum-sum, kemudian ayah  memasukkan satu gelas sisa bubur sum-sum yang belum dihabiskan mamas Gian.

Kegiatan hari ini spontan karena rencana untuk mengunjungi car free day batal. Ban motor ayah gembos.

Lintasan kereta ayah gelar sebelum tidur siang. Pengantar lelah walaupun ujungnya ayah dan ibu tidur duluan baru duoG menyusul tidur siang.

Besok selingan sekolah dan ibu ingin membuat sarapan sehat. Semoga tidak bangun kesiangan seperti hari ini. Aamiin.

(161)

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Sabtu, 30 Maret 2019

Semua Anak adalah Bintang, Hari 3 Mengamati agar Lebih Manusiawi


Pengamatan hari ini berlanjut dengan berusaha sekuat tenaga untuk tidak banyak intervensi. Susah sekali ternyata karena sebagai ibu, aku lebih banyak mengambil peran sok tahu. Tidak dengan ikhlas membiarkan duoG memilih apa yang ingin mereka lakukan.

Hujan derasnya berhenti jadi ayah menuangkan air ke plastik yang sudah digantung di kayu jemuaran dan diberi bolongan agar mirip seperti hujan. Cukup mengobati rasa kecewa belum berjodoh mandi air hujan sungguhan. Tidak berapa lama duoG meributkan siapa yang akan mengeringkan lantai.

👩"Apakah sesulit itu untuk bergantian? Kenapa mamas agak sulit dibuat memahami untuk memberikan dedek kesempatan lebih dulu?"

Aku juga bingung dan mudah tersulut api amarah. Sarapan pagi diwarnai adu pendapat tentang brownis yang diinginkan duoG tetapi tinggal satu. Pada saat Mamas dimintai pendapat, katanya tidak apa-apa selain brownis terus begitu tahu dedek mau juga si brownis eh ngotot untuk memiliki brownis itu. Ibu berusaha melobi dedek daj akhirnya mau berganti pilihan ke donat coklat.

Mamas memang suka sekali mengatur. Harusnya begini, harusnya begitu. Sementara dedek, memang masih semaunya sendiri. Belum tahu aturan main dan masih naik turun dalam membereskan mainan.

Siang hari tidak tidur siang tetapi diisi dengan latihan badminton. Ayah menggantung rendah kok lalu mamas berlatih mengayunkan raket tepat ke arah kok agar kok bisa bergerak.

👦"Dedek lihat dong, jangan pukul dulu kalau aku lewat."
👦"Dedek masih payah."
👩"Mamas juga lihat-lihat dong, jangan biasanya ngatur tapi gak kontrol diri sendiri."

Tetooot. Ibu terpancing. Ibu merasa anaknya nyolot.

👦"Mana lagi hurufnya ibu. Malah nonton terus. Aku mau lagi belajar huruf."

Ibu menggigit bibir biar gak ngomel. Kali aja itu memang bakat mamas, mengatur. Aarrrgh... Coba diingat bu, mungkin ini bakat dari ibu yang maunya sempurna. Harus sesuai dengan apa mau ibu. Ya kan malah kesentil sendiri.

👦"Aku udah bisa bikin U bu. Nih."

Tidak ada salahnya memberi jeda untuk melihat apa sih yang ingin anak tunjukkan. Jangan mikirnya negatif melulu ke anak. Ingat bu, sesusah apapun sekarang masih bisa diluruskan kalau emang gak sesuai. Jangan sampe nyeselnya pas semua sudah tidak mungkin untuk diperbaiki.

Agenda makan pizza berjalan lancar. Mamas juga sempat mengatur bagian pizza mana yang harus ayah ambil dan paham dedek mendapatkan sosis sama banyaknya dengan dia.

Sore anak-anak bermain bola dan juga pasir kinetik bersama ayah. Ibu bisa mengistirahatkan mata sejenak.

Setelah mandi sore dedek dan mamas menonton televisi sebentar. Dedek berjoget mengikuti lagu anak yang dia tonton sementara mamas sibuk mengeringkan rambut dengan handuk.

Besok pengamatan akan dilanjutkan karena hari ini ketika mamas diberikan kesempatan untuk mendapatkan jatah pizza, main di lapangan, dan juga pasir; tidak seperti kemarin yang gampang diajak kompromi, hari ini agak lebih sulit untuk menyetujui solusi yang sama-sama menguntungkan. Tidur siang tidak mau, porsi waktu main hp lebih lama, juga menggunakan tangisan untuk menghancurkan suasana hati ibunya.

Semoga besok ibu lebih sadar dan sabar. Tidak menuntut kesempurnaan sehingga cepat naik darah. Aamiin.

(468)

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Jumat, 29 Maret 2019

Semua Anak adalah Bintang, Hari 2 Bola dan Udara Segar


Kegiatan hari ini berhubungan motorik kasar karena Mamas sama Dedek sudah ngacir ke lapangan setelah mandi sore. 

Mamas main bola dan dedek berinteraksi dengan kucing sambil bolak-balik berlari iku mengejar bola.

Aktivitas bermain bola ini sangat disukai mamas sejak beberapa minggu yang lalu. Mamas bermain bola di pagi hari bersama ayah sebelum ayah bersiap ke kantor dan ibu serta dedek sebagai pemandu sorak. Setelah itu mamas jadi suka berlatih.

"Berlatih dulu ya bu sama temenku biar aku tambah pinter."

Koordinasi otot besar mamas perlahan tapi pasti membaik. Begitu pula suasana hatinya.

Hubungan mamas dengan teman-teman sebaya atau yang lebih tua sejauh ini saling menguntungkan. Mamas sangat mudah membaur hingga terkadang teman-teman menghampiri saat  jam tidur siang.

Udara segar sore hari ini juga memperbaiki suasana hati ibu sehingga mampu menyelesaikan satu deadline yang sudah tertunda dua minggu.

Berbinar mata berpengaruh pada pola komunikasi. Mamas jadi lebih santai dan tenang begitu pula dedek dan ibu. 

Oke deh. Besok kita cari lagi kegiatan yang bikin kita selow ya anak-anak.

(166)

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga


Kamis, 28 Maret 2019

Semua Anak adalah Bintang, Hari 1 Selamat Datang Bintang-Bintangku




SADAR anak bukan penganggu tetapi pembuka rezeki.

Bagi ibu, anak merupakan perubahan.  Baik dari rutinitas, pekerjaan, bahkan percintaan. Berubah dari bekerja di ranah publik menjadi domestik. Berganti dari bangun siang ke bangun pagi demi me time. Menunggu anak-anak tidur untuk bisa berpacaran dengan mantan pacar. Peralihan dari masa mengurus diri sendiri ke memikirkan semua kebutuhan anak-anak.

Ada ibu yang menerima perubahan dengan cepat, ada juga yang tertatih mengumpulkan segenap kekuatan untuk tetap SADAR. Ingat bahwa saat ini selain seorang wanita, istri, aku juga seorang ibu yang punya kewajiban mengurus anak-anak. Terjaga dari kejayaan masa awal manis awal pernikahan nan romantis.

"Aku ingin kembali bekerja di ranah publik tapi anakku masih butuh membangun kelekatan."

Tidak seketika itu pula ibu mendapatkan jawaban. Butuh naik turun emosi, bolak-balik baca buku, juga beberapa seminar hingga akhirnya ibu bisa terus-menerus memahami keberadaan anak. Waktu yang cukup panjang hingga akhirnya mulai insaf. Ibu memperbanyak maklum.

Rezeki silaturahim, menemukan jalan menuju passion, dan majelis ilmu yang sesuai dengan kebutuhan. Ibu membuka mata dan hati untuk benar-benar melihat, ada porsi rezeki anak yang membuka jalan bagi ibu.

KOMITMEN memberikan terbaik bagi anak-anak. Semua anak adalah bintang. Limited edition  kalau kata Abah Rama. Oleh karena itu, tanggung jawab untuk berusaha menjadi teladan haruslah dijalankan. Tentu saja dengan penuh rasa SADAR.  

***

Hari pertama tantangan Semua Anak adalah Bintang diisi dengan mengeksplorasi dapur. Mamas Gian dan Dedek Geni memasak telur dengan cara berbeda. Ibu membantu membuka cangkang telur dan meletakkan di mangkok terpisah. Mamas Gian menyalakan kompor, menunggu minyak yang ibu tuang panas, baru kemudian menuang telur yang ada di mangkuk tanpa dikocok dengan garpu. Sementara Dedek Geni mengocok telur yang ada di mangkuk secara perlahan dengan garpu.

👶"Kasih garam dong ibu. Nanti aku aduk lagi."
👦"Kalau aku kasih garamnya langsung di telornya ya bu. hati-hati ah biar gak kena wajan panas."


rasanya baru kemarin kamu memerlukan kursi, sekarang berdiri di kaki sendiri saja cukup
Sore ini memang hujan deras sehingga mamas dan dedek harus diarahkan ke kegiatan lain. Berganti acara dari bermain di lapangan jadi mengeksplorasi dapur. Mamas Gian selesai menggoreng sendiri, ibu membantu dedek Geni. Giliran dedek menggunakan kursi untuk memantau tingkat kematangan telur. Begitu matang, Geni membawa kursinya menuju ruang TV.

👦"Ibu, tolong sendok dong. Aku lupa."
👩"Dedek tolong ambil sendok dong."
👶"Baiklah."

Ketika Geni kembali, dia melihat piringnya yang berisi nasi dan telur. Dia merasa ada yang kurang.

👶"Mana kecapnya?"
👦"Sini aku ambilin."

Mamas membantu Geni menuang kecap secukupnya di atas nasi milik Geni. Cukup. Mamas kemudian membimbing Geni membaca bismillah juga doa mau makan. Mengingatkan Geni untuk menggunakan tangan kanan.
 
👶"Terima kasih mamas."
👦"Sama-sama dedek."

Selamat datang bintang-bintang ibu, hari ini kegiatan spontan memasak kita berjalan dengan lancar. Ibu melihat kalian menikmati dan bergembira saat melakukan setiap tugas-tugas yang kalian pilih sendiri ketika  di dapur.
***

Jika anak adalah bintang, apakah ibu harus jadi  malam yang menakutkan agar anak sadar sinarnya bermanfaat? TERIMA jika memang ibu masih jadi sosok menakutkan hari ini. Semoga besok Allah membuka jalan menuju rezeki yang ibu butuhkan melalui anak-anak. Tetap bangkit esok dengan semangat untuk jadi lebih baik ya ibu. Sayaaang Ibu.

(512)

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga