Kamis, 15 Agustus 2019

Fitrah Seksualitas, 3 Cara Mencegah Cybercrime pada Anak


Jangan ada kejadian dulu baru kemudian terpikir melindungi anak.

Ya anak dididik sesuai zamannya. DuoG lahir di era digital yang semua informasi ada di layar gawai.

Menurut pemahaman ibu ada 4 masa anak untuk "gadget time": tidak pengang sama sekali (0-2 tahun), pendampingan penuh dan screen time terbatas (3-6 tahun), pengawasan penuh dan belum memiliki gawai sendiri (7-14 tahun), sudah bisa memiliki gawai sendiri dan menanggung setiap konsekuensi sendiri (15 tahun ke atas).

Orangtua juga wajib menyadari perubahan era dan bagaimana mereka merespon perubahan tersebut merupakan contoh buat anak-anak. Bila orangtua saja belum bisa lepas gawai, bukankah akan kebingungan melatih anak bertanggung jawab dengan gawai mereka?

"Anakku aku kasih gadget aja biar diem, abisnya kalau gak gitu aku jadi gak bisa ngerjain kerjaan rumah tangga. Pulang kerja suami manyun deh lihat rumah masih berantakan."

"Aku sih gak kasih sama sekali, aku biarin aja dia main di luar sepuasnya. Cape, tidur nyenyak."

"Kalau aku, main gadget aku temenin, main di luar aku awasin. Soalnya biar tahu anak nonton apa. Berbahaya atau tidak."

Ya kejahatan tidak hanya terjadi di dunia nyata tetapi juga jagat maya. Kejahatan seperti komentar dengan tujuan perundungan, pemerasan menggunakan konten digital, atau pornografi.

Terus bagaimana cara mencegah kejahatan dunia maya menimpa anak atau keluarga kita?

1. Punya batasan jelas tentang waktu penggunaan gawai di rumah

Balik lagi ke komunikasi produktif, seluruh anggota keluarga sadar seberapa porsi mereka menggunakan gawai di rumah. Jangan sampai gawai menjauhkan yang dekat. 

Batasan ini selain bagus untuk tetap memiliki interaksi antar anggota juga meminimalisir kecanduan serta dampak negatif dari penggunaan gawai itu sendiri.

2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang kejahatan di dunia maya

Kejahatan dunia maya bisa saja jadi lebih menakutkan karena mereka bekerja tanpa disadari oleh si korban. Contohnya orang dewasa saja bisa bunuh diri karena tekanan komentar di media sosial apalagi anak-anak.

Pengetahuan yang cukup akan membuat orangtua lebih bisa waspada dan mencegah sebelum terjadi atau kalaupun menimpa bisa menangani dengan lebih baik dari yang orang awam.

3. Membekali keluarga dengan ilmu agama

Ya tuntasnya fitrah seksualitas kemudian akil baligh secara bersamaan membuat anak memiliki bekal yang cukup untuk menerima perubahan zaman dan semua konsekuensi di dalamnya.

Orangtua wajib menuntaskan anak dengan baik jika ingin mereka tidak ,menjadi korban perubahan zaman itu sendiri.

Ciri bekal yang cukup adalah anak mampu membawa diri dengan baik, percaya diri dengan jati dirinya dan bertanggung jawab.

Perubahan zaman tidak bisa kita tolak, melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan adalah solusi terbaik untuk tidak larut serta tetap sesuai dengan visi misi keluarga.

#Hari8
#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
#Bunsay4Bekasi
#Level11Bunsay4Bekasi

Referensi

Materi Pengaruh Media Digital terhadap Fitrah Seksualitas yang disampaikan kelompok 6 kelas Bunda Sayang Batch 4 Bekasi

Diskusi WA Grup kelas Bunda Sayang  Batch 4 Bekasi

https://id.theasianparent.com/memberikan-gadget-pada-anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar